MAKALAH TEKNOLOGI yang berhubungan dengan JARINGAN HEWAN
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah tentang
“Teknologi yang berhubungan dengan jaringan hewan” ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima kasih pada Bapak Budi Saptono selaku
guru mata pelajaran Biologi yang telah memberikan tugas ini kepada saya serta
teman-teman saya yang telah membantu saya dalam menyelesaikan tugas ini.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna bagi pembaca dan khususnya bagi saya untuk menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai teknologi yang berhubungan dengan jaringan hewan. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Blitar,
September 2015
Penyusun
ii
Daftar Isi
Halaman Judul…………………………………………………………………………..i
Kata
Pengantar…………………………………………………………………………..ii
Daftar Isi…………………………………………………………………………..…….iii
Bab I Pendahuluan
a)
Latar
belakang…………………………………………………………………..1
b)
Rumusan
masalah ……………………………………………………………....1
c)
Tujuan penulisan………………………………………………………………..2
BAB II Pembahasan
a)
Pengertian bioteknologi
hewan ……………………………………………….…3
b)
Metode
bioteknologi pada hewan……………..………………………………………………….….3
c) Dampak negative bioteknologi hewan
bagi kehidupan..…………………………………….…9
BAB III Penutup
a. Kesimpulan…………………………………………………………………………….11
b.
Saran…………………………………………………………………………………...11
Daftar
Pustaka…………………………………………………………………………….12
iii
Bab I
Pendahuluan
A. Latar
belakang
Pada
masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju.
Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal
rekayasa genetika, kultur jaringan, rekombinan DNA, pengembangbiakan sel induk,
kloning, dan lain-lain. Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh
penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang belum dapat
disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS. Penelitian di bidang pengembangan sel
induk juga memungkinkan para penderita stroke ataupun penyakit lain yang
mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh
seperti sediakala. Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa
genetika, kultur jaringan dan rekombinan DNA, dapat dihasilkan tanaman dengan
sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan
tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan.
Penerapan bioteknologi di masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian
lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang
tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik
(racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru. Bahan pangan
hewani merupakan kebutuhan pokok manusia untuk hidup sehat, kreatif, produktif
dan cerdas. Menurut Prof. I.K Han (1999) menyatakan adanya kaitan positif
antara tingkat konsumsi protein hewani dengan umur harapan hidup (UHH) dan
pendapatan perkapita. Delgado et. al (1999) menduga akan terjadi peningkatan
produksi dan konsumsi pangan hewani dimasa depan. Di dalam artikel “Peternakan
2020: Revolusi Pangan Masa Depan”, mereka menduga bahwa konsumsi daging
penduduk dunia akan meningkat dari 233 juta ton (tahun 2000) menjadi 300 juta
ton (tahun 2020). Konsumsi susu naik dari 568 juta ton menjadi 700 juta,
sedangkan konsumsi telur sekitar 55 juta ton. Hal tersebut disebabkan oleh
bertambahnya jumlah penduduk dunia, meningkatnya kesejahteraan hidup dan
meningkatnya kesadaran gizi masyarakat dunia. Akan tetapi, peningkatan
kebutuhan pangan hewani, ternyata tidak diikuti oleh ketersediaan pangan hewani
secara murah, merata dan terjangkau. Teknologi budidaya peternakan konvensional
dan pertumbuhan populasi ternak yang cenderung lambat merupakan salah satu
faktor penyebabnya. Oleh karena itu, aplikasi bioteknologi diharapkan dapat
memainkan peranan penting dalam memacu pertumbuhan populasi ternak dan
meningkatkan mutu pangan hewani. Menurut Sudrajat (2003) aplikasi bioteknologi
peternakan dilakukan pada tiga bidang utama, yaitu bioteknologi reproduksi
(inseminasi buatan, transfer embrio dan rekayasa genetik), bioteknologi pakan
ternak dan bioteknologi bidang kesehatan hewan. Bioteknologi peternakan dapat digunakan
mempercepat pembangunan peternakan melalui peningkatan daya reproduksi dan mutu
genetik ternak, perbaikan kualitas pakan dan kualitas kesehatan ternak
B.
Rumusan masalah
1.
Apa pengertian bioteknologi hewan ?
2.
Bagaimana metode bioteknologi hewan pada
1)
Transfer Embrio
2)
Bayi Tabung
3) Kultur Sel Hewan
4) Hormon BST (Bovine Somatotrophin)
5) Hewan transgenic
6) Kriopreservasi Embrio
7) Inseminasi Buatan dan Seksing Sperma
8) Kloning
3.
Apa saja dampak negative bioteknologi
hewan bagi kehidupan ?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk
mengetahui pengetian dari bioteknologi hewan
2.
Untuk
mengetahui metode bioteknologi hewan pada
1) Transfer Embrio
2) Bayi Tabung
3) Kultur Sel Hewan
4) Hormon BST (Bovine Somatotrophin)
5) Hewan transgenic
6) Kriopreservasi Embrio
7) Inseminasi Buatan dan Seksing Sperma
8) Kloning
3.
Untuk mengetahui dampak negative vb]bioteknologi
hewan bagi kehidupan
Bab II
Pembahasan
1. Pengertian bioteknologi hewan
Bioteknologi
hewan adalah bioteknologi yang mengunakan agen hayatinya berupa hewan dalam
proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa Bioteknologi reproduksi
terus berkembang untuk meningkatkan konsistensi dan keamanan produk dari ternak
yang berharga secara genetik dan menyelamatkan spesies langka. Bioteknologi
reproduksi juga memudahkan antisipasi kemungkinan industri yang mengarah pada
produk dengan sifat-sifat genetik bernilai ekonomis seperti pertumbuhan
jaringan otot, produk rendah lemak, dan ketahanan terhadap penyakit.
2. Metode bioteknologi pada hewan
a)
Transfer Embrio
TE
(transfer embrio) merupakan teknologi yang memungkinkan induk betina unggul
memproduksi anak dalam jumlah banyak tanpa harus bunting dan melahirkan. TE
dapat mengoptimalkan bukan hanya potensi dari jantan saja tetapi potensi betina
berkualitas unggul juga dapat dimanfaatkan secara optimal. Pada proses
reproduksi alamiah, kemampuan betina untuk bunting hanya sekali dalam 1 tahun
(9 bulan bunting ditambah persiapan untuk bunting berikutnya) dan hanya mampu
menghasilkan 1 atau 2 anak bila terjadi kembar. Menggunakan teknologi TE,
betina unggul tidak perlu bunting tetapi hanya berfungsi menghasilkan embrio
yang untuk selanjutnya bisa ditransfer (dititipkan) pada induk titipan (resipien)
dengan kualitas genetik rata-rata etapi mempunyai kemampuan untuk bunting.
·
Proses dan Tata Cara Transfer Embrio
Prinsip dasar dari transfer embrio meliputi
beberapa treatmen/perlakuan dengan
menggunakani teknik-teknik lainnya, yaitu superovulasi, oestrus
synchronization(SinkronisasiBirahi), artificialinsemination (Inseminasi
Buatan), embrio/eggs recovery (Pengumpulan atau pemanenan embrio) dan
embrio/eggs transfer (Pemindahan embrio) (Sudarto, 1985). Sebelum dilakukan
transfer, dilakukan produksi embrio. Menurut Udrayana(2011) produksi embrio
terdiri dari 2 cara yaitu produksi embrio in vivo dan produksi embrio in vitro.
a.
Produksi embrio in vivo dilakukan dengan cara mengambil atau memanen embrio
yang terdapat di dalam uterus (rahim) sapi betina donor (penghasil embrio),
kemudian dipindahkan pada sapi betina yang lain (betina resipien) atau untuk
disimpan dalam keadaan beku (freeze embryo). Untuk memperbanyak embrio yang
dipanen, maka pada sapi-sapi betina donor biasanya dilakukan teknik
superovulasi, yaitu suatu perlakuan menggunakan hormon untuk memperoleh lebih
banyak sel telur (ovum) pada setiap periode tertentu. Sehingga dengan demikian,
seekor betina donor yang telah di-superovulasi dan kemudian dilakukan
inseminasi (memasukkan sel benih jantan pada uterus menggunakan alat tertentu),
akan menghasilkan banyak embrio untuk dipanen. Embrio-embrio tersebut kemudian
dipanen (flushing) 2 hari setelah superovulasi dan inseminasi. Hasil panen
kemudian dilakukan evaluasi kualitas embrio (grading), setelah itu hasilnya
dapat disimpan beku atau ditransfer pada betina lain. oestrus synchronization
(sinkronisasi estrus) adalah usaha yang bertujuan untuk mensinkronkan kondisi
reproduksi ternak sapi donor dan resipien. Sinkronisasi estrus umumnya
menggunakan hormon prostaglandin F2a (PGF2a ) atau kombinasi hormon progesteron
dengan PGF2a. Sedangkan menurut Asrul superovulasi menggunakan hormon
gonadotropin, seperti FSH (Follicle Stimulating Hormonr) atau PMSG (Pregnant
Mare’s Serum Gonadotropin). Penyuntikan hormon itu akan meningkakan
jumlahcorpus luteum
b.
Produksi embrio in vitro dilakukan dengan cara melakukan fertilisasi antara sel
benih jantan (spermatozoa) dengan sel benih betina (ovum) dalam laboratorium,
sehingga disebut pembuahan di luar tubuh. Salah satu alat yang digunakan untuk
proses ini adalah cawan petri atau tabung khusus. Sel telur didapatkan dengan
cara mengambil sel-sel telur yang terdapat pada indung telur (ovarium)
sapi-sapi betina yang telah dipotong di rumah potong hewan. Setelah diperoleh banyak
sel telur, kemudian dilakukan pencucian dengan larutan khusus, selanjutnya
dilakukan pemilihan sel telur yang masih baik dan ditempatkan dalam cawan
petri. Pembuahan akan berlangsung jika pada cawan yang berisi sel-sel telur
tadi ditempatkan sel benih jantan (spermatozoa yang masih hidup).
·
Kelebihan Transfer Embrio
a.
Pada proses reproduksi alami,dalam satu tahun betina hanya bisa buntingsekali
dan hanya mampu menghasilkan 1 anak (atau 2 anak bila terjadi kembar).
Menggunakan teknologi transfer embrio, betina unggul tidak perlu bunting dan
menunggu satu tahun untuk menghasilkan anak. Betina unggul hanya berfungsi
menghasilkan embrio yang selanjutnya ditransfer (dititipkan) pada induk
resipien yang memiliki kualitas genetik rata-rata tetapi mempunyai kemampuan
untuk bunting.
b.
Embrio yang digunakan untuk transfer embrio dapat berupa embrio segar atau
embrio beku (freezing embrio). Embrio beku efisien untuk dipakai karena dapat
disimpan lama sebagai stok dan dapat dibawa ke daerah-daerah yang membutuhkan.Sedangkan
embrio segar hanya dapat ditransfer pada saat produksi di lokasi yang
berdekatan dengan donor.
c.
Perbaikan mutu genetik TE lebih efisien daripada dengan IB. Perbaikan mutu
genetik pada IB hanya berasal dari pejantan unggul sedangkan dengan teknologi
TE, sifat unggul dapat berasal dari pejantan dan induk yang unggul.
b)
Bayi tabung
Kematian
bukan lagi merupakan berakhirnya proses untuk melahirkan keturunan. Melalui
teknik bayi tabung, sel telur yang berada di dalam ovarium betina berkualitas unggul
sesaat setelah mati dapat diproses in vitro di luar tubuh sampai tahap
embrional. Selanjutnya embrio tersebut ditransfer pada resipien sampai
dihasilkan anak. Secara alamiah sapi betina berkualitas unggul dapat
menghasilkan sekitar tujuh ekor anak selama hidupnya. Jumlah tersebut dapat
berkurang atau menjadi nol bila ada gangguan fungsi reproduksi atau kematian
karena penyakit. Untuk menyelamatkan keturunan dari betina berkualitas unggul
tersebut, embrio dapat diproduksi dengan cara aspirasi sel telur pada hewan
tersebut selama masih hidup atau sesaat setelah mati. Dari ovarium yang
diperoleh di rumah potong hewan bisa diperoleh sekitar 20 sampai 30 sel telur
untuk setiap ternak betina yang dipotong. Sel telur hasil aspirasi tersebut
selanjutnya dimatangkan secara in vitro. Sel telur yang sudah matang diproses
lebih lanjut untuk dilakukan proses fertilisasi secara in vitro dengan
melakukan inkubasi selama lima jam mempergunakan semen beku dari pejantan
berkualitas unggul. Sel telur yang dibuahi dikultur kembali untuk perkembangan
lebih lanjut. Pada akhirnya embrio yang diperoleh akan dipanen dan dipndahkan
rahim induk betina dan dibiarkan tumbuh sampai lahir.
c)
Kultur sel hewan
Kultur
sel hewan adalah sisitem menumbuhkan sel manusia maupun hewan untuk tujuan
memproduksi metabolit tertentu. Pada saat sekarang aplikasi dari system ini
banyak digunakan untuk menghasilkan untuk menghasilkan produk-produk farmasi
dan kit diagnostik dengan kebanyakan jenis produk berupa molekul protein
kompleks. Hal yang paling mendorong kearah aplikasi ini adalah karena biaya
operasionalnya yang tinggi, terutama medium. Selain itu system metabolisme sel
hewan tidak “seramai” pada system metabolisme sel tanaman. Sekalipun demikian
ada aplikasi yang berhubungan tidak langsung dengan masalah pangan, misalnya:
penetapan jenis kelamin dari embrio yang akan ditanam, penentuan masa ovulasi
dari sapid an fertilisasi in vitro untuk hewan. Aadapun contoh-contoh produk
yang biasa dihasilkan oleh sel hewan misalnya: interferon, tissue plasminogen
activator, erythroprotein, hepatitis B surface antigen.
·
Manfaat kultur sel :
1. Keuntungan hemat tempat, waktu, biaya & keturunan yang
dihasilkan identik
2. Mengatasi keterbatasan jumlah sel dalam pembuatan vaksin
3. Sel hibridom
4. Mempelajari kondisi
fisiologi sel
d)
Hormon BST (Bovine Somatotrophin)
Dengan
rekayasa genetika dihasilkan hormon pertumbuhan dewan yaitu BST. Caranya
adalah:
a.
Plasmid bakteri E.Coli dipotong dengan enzim endonuclease
b.
Gen somatotropin sapi diisolasi dari sel sapi
c.
Gen somatotropin disisipkan ke plasmid bakteri
d.
Bakteri yang menghasilkan bovin somatotropin ditumbuhan dalam tangki fermentasi
e.
Bovine somatotropin diambil dari bakteri dan dimurnikan.
Hormon
ini dapat memicu pertumbuhan dan meningkatkan produksi susu. BST ini mengontrol
laktasi (pengeluaran susu) pada sapi dengan meningkatkan jumlah sel-sel
kelenjar susu. Jika hormon yang dibuat dengan rekayasa genetika ini
disuntuikkan pada hewan, maka produksi susu akan meningkat 20%. Pemakaian BST
telah disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration), lembaga pengawasan
obat dan makanan di Amerika. Amerika berpendapat nsusu yang dihasilkan karena
hormon BST aman di konsumsi tapi di Eropa hal ini dilarang karena penyakit
mastitis pada hewan yang diberikan hormon ini meningkat 70%. Selain memproduksi
susu, hormon ini dapat memperbesar ukuran ternak menjadi 2 kali lipat ukuran
normal. Caranya dengan menyuntik sel telur yang akan dibuahi dengan hormon BST.
Daging dari hewan yang diberi hormon ini kurang mengandung lemak. Sehingga
dikhawatirkan hormon ini dapat mengganggu kesehatan manusia.
e)
Hewan Transgenik
Hewan
transgenik merupakan satu alat riset biologi yang potensial dan sangat menarik
karena menjadi model yang unik untuk mengungkap fenomena biologi yang spesifik
(Pinkert, 1994). Sedangkan hewan transgenik menurut Federation of European
Laboratory Animal Associations adalah hewan dimana dengan sengaja telah
dimodifikasi genome-nya, gen disusun dari suatu organisme yang dapat mewarisi
karakteristik tertentu. Dua alasan umum mengapa hewan transgenic tetap
diproduksi :
-
Beberapa hewan transgenic diproduksi untuk mempunyai sifat ekonomis spesifik.
Contoh, ternak transgenic diciptakan untuk memproduksi susu yang mengandung
protein khusus manusia, dimana mungkin dapat membantu dalam perawatan penyakit
emphysema pada manusia (penyakit pembengkakan paru-paru karena pembuluh darah).
-
Hewan transgenic lainnya diproduksi sebagai model penyakit (secara genetic
hewan dimanipulasi untuk menunjukkan gejala penyakit sehingga perawatan efektif
dapat dipelajari). Contoh, ilmuwan Harvard membuat terobosan besar secar ilmiah
ketika mereka diterima sebuah paten U.S. untuk keahlian tikus secara genetic,
dimana tikus membawa gen yang mengembangkan variasi kanker manusia.
Kemampuan
untuk mengintroduksi gen-gen fungsional ke dalam hewan menjadi alat berharga
untuk memecah proses dan sistem biologi yang kompleks. Transgenik mengatasi
kekurangan praktek pembiakan satwa secara klasik yang membutuhkan waktu lama
untuk modifikasi genetik. Aplikasi hewan transgenik melingkupi berbagai
disiplin ilmu dan area riset diantaranya:
1.
Basis genetik penyakit hewan dan manusia, disain dan pengetesan terapinya;
2.
Resistensi penyakit pada hewan dan manusia;
3. Terapi gen Hewan transgenik merupakan model untuk
pertumbuhan, immunologis, neurologis, reproduksi dan kelainan darah);
4.
Obat-obatan dan pengetesan produk;
5.
Pengembangan produk baru melalui “molecular farming” Introduksi gen ke dalam
hewan atau mikroorganisme dapat merubah sifat dari hewan atau organisme
tersebut agar dapat menghasilkan produk tertentu yang diperlukan oleh manusia
seperti factor IX dan hemoglobin manusia.
a. Produksi peternakan
1)
Ternak
Pemanfaatan
teknologi transgenik memungkinkan diperolehnya ternak dengan karakteristik
unggul (Pinkert, 1994; Prather et al, 2003). Petani selalu menggunakan
peternakannya yang selektif untuk menghasilkan hewan yang sesuai dengan
keinginan. Misalnya meningkatkan produksi susu, meningkatkan kecepatan
pertumbuhan. Peternakan tradisional memakan waktu dan sulit memenuhi
permintaan. Ketika teknologi menggunakan biologi molekuler untuk mengembangkan
karakteristik hewan dengan waktu yang singkat dan tepat. Disamping itu, transenik
hewan menyediakan cara yang mudah untuk meningkatkan hasil.
2) Kualitas produksi
Sapi transgenic bisa memproduksi susu yang
banyak dan rendah laktosa dan kolesterol, babi dan unggas menghasilkan daging
yang lebih banyak, dan domba yang memiliki wool yang tebal. Di masa lampau,
petani menggunakan hormone pertumbuhan untuk memacu perkembangan hewan tetapi
teknik ini bermasalah, khususnya sejak residu hormone masih terkandung dalm
produk.
3) Resistensi penyakit
Ilmuwan
mencoba menghasilkan hewan yang resisten terhadap penyakit, seperti babi yang
resisten terhadap influenza, tetapi jumlah gen yang berperan masih terbatas
jumlahnya.
b.
Aplikasi Kesehatan
1) Pasien yang meninggal tiap tahun
karena butuh pengganti jantung, hati, atau
ginjal. Contoh, sekitar 5000 organ
dibutuhkan tiap tahun di UK. Babi transgenic menyediakan transpalantasi organ
yang dibutuhkan untuk meredakan. Xenotransplantation adalah wadah yang
diproduksi oleh protein babi yang dapat menyebabkan alergi pada penerima donor,
tetapi bisa dihindarkan dengan mengganti protein babi dengan protein manusia.
2) Suplement nutrisi dan Obat-obatan
Produk seperti insulin, hormone
pertumbuhan, factor anti
penggumpalan darah mungkin terkandung dalam susu sapi, kambing, dan domba
transgenic. Penelitian merupakan cara untuk menghasilkan susu melalui
transgenesis untuk penyembuhan penyakit seperti phenylketonuria (PKU), penyakit
pembengkakan paru-paru yang menurun, dan penyakit kista. Contoh : Pada tahun
1997, sapi transgenic pertama kali, memproduksi yang kaya akan protein 2,4 gr
per liter. Susu sapi transgenic ini lebih bernutrisi daripada susu sapi biasa.
Susu ini dapat diberikan pada bayi atau dan orang dewasa dengan gizi yang
dibutuhkan dan mudah dicerna. Karena mengandung gen alpha-lactalbumin.
3) Terapi Gen Manusia Terapi gen
manusia meliputi penambahan copyan gen
normal pada genome orang yang
memiliki gen yang tidak normal. Perlakuan tersebut berpotensi pada 5000
penyakit genetic yang besar dan hewan transgenic. Contoh, salah satu institute
di finladia memproduksi gen anak sapi mampu memacu pertumbuhan sel darah merah
di manusia (Margawati,2009).
c. Aplikasi industri
Pada tahun 2001, 2 ilmuwan di Canada
menyambung gen laba-laba ke dalam sel penghasil susu kambing. Kambing mulai
menghasilkan strand seperti serabut sutra saat pemerahan susu. Dengan
mengekstrak polimer strand dari susu dan menenunnya menjadi benang, kemudian
ilmuwan membuatnya menjadi mengkilat, keras, dan fleksibel dan diaplikasikan
pada pembuatan kain, kasa steril, dan string raket tenis. Hewan transgenic yang
sensitive terhadap racun telah diproduksi untuk uji keamanan kimia.
Mikroorganisme telah dirancang untuk meproduksi varietas protein yang dapat
memproduksi enzim untuk mempercepat reaksi kimia pada industri.
d. Kualitas produk transgenic
Di masa yang akan datang hewan
transgenik akan diproduksi dengan penyisipan gen pada lokasi yang spesifik
dalam genom. Teknik ini telah terbukti berhasil pada mencit tetapi masih
Iintensif diteliti pada hewan-hewan besar.
f)
Kriopreservasi Embrio
Kriopreservasi
merupakan komponen bioteknologi yang memiliki peranan yang sangat besar dan
menentukan kemajuan teknologi transfer embrio. Hal ini dikaitkan dengan
kemampuannya dalam mempertahankan viabilitas embrio beku dalam waktu yang tidak
terbatas sehingga sewaktu-waktu dapat ditransfer ketika betina resipien telah
tersedia, serta dapat didistribusi ke berbagai tempat secara luas. Dengan kata
lain, Kriopreservasi merupakan suatu proses penghentian sementara kegiatan
metabolism sel tanpa mematikan sel dimana proses hidup dapat berlanjut setelah
kriopreservasi dihentikan. Metode kriopreservasi dapat dilakukan dengan dua
cara yakni kriopreservasi secara bertahap dan kriopreservasi secara cepat
(vitrifikasi). Secara umum, mekanisme kriopreservasi merupakan perubahan bentuk
fisik timbal balik dari fase cair ke padat dan kembali lagi ke fase cair.
Mekanisme fisika kriopreservasi meliputi penurunan temperatur pada tekanan
normal disertai dengan dehidrasi sampai tingkat tertentu dan mencapai
temperatur jauh di bawah 0oC (-196 oC). Proses ini harus reversibel ke kondisi
fisiologis awal. Tujuan kriopreservasi adalah mempertahankan sesempurna mungkin
sifat-sifat material biologis terutama viabilitasnya.
g)
Inseminasi Buatan dan Seksing Sperma
Program
peningkatan produksi dan kualitas pada ternak berjalan lambat bila 13 proses
reproduksi berjalan secara alamiah. Melalui rekayasa bioteknologi reproduksi,
proses reproduksi dapat dimaksimalkan antara lain dengan teknologi IB
(inseminasi buatan). Tujuan utama dari teknik IB ialah memaksimalkan potensi
pejantan berkualitas unggul. Sperma dari satu pejantan berkualitas unggul dapat
digunakan untuk beberapa ratus bahkan ribuan betina, meskipun sperma tersebut
harus dikirim ke suatu tempat yang jauh. Jenis kelamin anak pada ternak yang
diprogram IB dapat ditentukan dengan memanfaatkan teknologi seksing sperma X
dan sperma Y. Dewasa ini ada dua teknik yang umum dipakai untuk seksing sperma
yaitu separasi albumin yang menghasilkan 75 sampai 80 persen sperma Y dan
filtrasi sephadex yang menghasilkan 70 hingga 75 persen sperma X. Perubahan
proporsi sperma X atau Y akan menyebabkan peluang untuk memperoleh anak dengan
jenis kelamin yang diharapkan lebih besar. Seleksi gender pada hewan digunakan
untuk beberapa tujuan diantaranya: a. Memproduksi lebih banyak anak betina dari
induk superior untuk meningkatkan produksi susu, daging dan kulit. b.
menghasilkan lebih banyak anak jantan untuk produksi daging dari betina-betina
yang telah diculling. c. Mencegah intersex pada kelahiran kembar (khususnya
ternak sapi).
h)
Kloning
Kloning
pada hewan dilakukan mula-mula pada hewan amfibi (kodok), dengan mengadakan
transplantasi nukleus ke dalam telur kodok yang dienukleasi atau dihilangkan
inti selnya. Sebagai donor, digunakan nukleus sel somatik dari berbagai stadium
perkembangan. Ternyata donor nukleus dari sel somatik yang diambil dari sel
epitel usus kecebong pun masih dapat membentuk embrio normal.Ada beberapa
tekhnik kloning yang dikenal yaitu: tehnik Roslin dan Tehnik Honolulu

·
Manfaat Kloning
1.
Untuk Pengembangan Ilmu
Pengetahuan
2.
Untuk Mengembangkan dan
Memperbanyak Bibit Unggul
3.
Untuk Tujuan Diagnostik
dan Terapi
4.
Menolong atau Menyembuhkan Pasangan Infertil untuk
Mempunyai Keturunan
3. Dampak negative bioteknologi hewan
bagi kehidupan
Ada
dua konsep yang berbeda tentang keselamatan hewan yang ada saat ini. Konsep
yang terbatas berfokus pada kesehatan biologis dari organisme yang diklon dan
pada kualitas kejiwaan dari hewan yang ditunjukkan akibat intervensi manusia
dalam hidupnya. Konsep yang luas juga mempertimbangkan mengenai kesempatan
hewan untuk menunjukkan spesifikasi jenis spesies yang alami. Kedua perspektif
ini menjadi dasar dari perdebatan tentang keselamatan hewan, resiko yang dapat
ditimbulkan dan juga segi etikanya .
a)
Konsep terbatas
Konsep terbatas terbagi menjadi dua
yaitu tentang sisi etika dan kejiwaan dari hewan dan tentang kesehatan
fisiologis dan biologis dari hewan. Sisi etika dan kejiwaan hingga saat ini
masih menjadi perdebatan karena tidak terdapat metode untuk mengukur kejiwaan
dari hewan. Sehingga umumnya banya dibahas mengenai efek kesehatan fisik dan
biologis hewan. Hal ini seringkali menyebabkan berbagai masalah yang berkaitan
dengan keselamatan hewan. Masalah yang umunya terjadi adalah kehamilan yang
terlambat atau terlalu dini, kematian saat kelahiran, jarak kematian setelah
kelahiran yang singkat, masa hidup yang singkat, obesitas dan berbagai macam
cacat tubuh.
b)
Konsep luas
Konsep luas juga mencakup
permasalahan pada kesehatan hewan tetapi juga mempertimbangkan kealamian dari
hewan dan sisi etika terhadap hewan. Bioteknologi pada hewan dapat menimbulkan
efek negatif terutama pada kehidupan alamiah hewan. Proses kloning dan rekayasa
ataupun in vitro menyebabkan hewan tidak dapat hidup secara alami pada
habitatnya. Fokus masalah umunya terdapat pada proses perkawinan hewan yang
tidak lagi terjadi secara alami. Hal ini melanggar kode etik terhadap hewan.
Selain itu, proses perkawinan yang direkayasa oleh manusia dapat menghilangkan
spesies-spesies alami. Efek tersebut dapat menyebabkan kepunahan terhadap
spesies-spesies hewan tertentu. Bioteknologi pada hewan juga dapat menggangu
keseimbangan ekosistem lingkungan dan juga sistem rantai makanan. Selain itu,
hewan hasil rekayasa atau kloning kehilangan integritasnya sebagai hewan.
Integritas yang dimaksud yaitu hak untuk hidup secara alami yang tidak
diperoleh hewan hasil klon atau rekayasa. Hal ini dikarenakan hewan hasil
bioteknologi tidak memiliki kesempatan untuk hidup seperti hewan lainnya,
contohnya: hidup di laboratorium, makanan diatur ilmuan, proses perkawinan yang
direkayasa, dsb.
c)
Resiko pada kesehatan manusia
Produk pangan hewani hasil
bioteknologi menjadi perdebatan dalam kalangan masyarakat. Konsumsi produk
hewani hasil bioteknologi dapat menyebabkan alergi pada manusia. Selain itu
juga diperkirakan dapat mengubah susunan genetik manusia apabila gen yang
direkayasa tersebut menyisip pada gen manusia. Penyisipan gen ini dapat
menyebabkan berbagai macam efek mutasi pada fisik manusia, salah satu contohnya
adalah pertumbuhan sel yang abnormal yang dikenal dengan kanker. Dampak lain
dari mutasi adalah cacat lahir pada keturunan berikutnya yang disebabkan karena
gen yang menyisip juga diturunkan ke bayi dan diekspresikan
d)
Resiko pada lingkungan dan sosio
ekonomi
Resiko bioteknologi hewan terhadap
lingkungan yaitu menggangu keseimbangan alam. Resiko utama adalah kepunahan
dari jenis hewan alami, hal ini dikarenakan manusia terus mengembangbiakkan
hewan hasil rekayasa sehingga hewan alaminya mulai tersisihkan kemudian punah.
Keseimbangan alam lain yang terganggu adalah rantai makanan dan seleksi alam,
di mana yang dapat bertahan hidup hanya hewan hasil rekayasa. Hewan hasil
rekayasa bioteknologi yang dilepaskan ke alam bebas juga diperkirakan dapat
menyebabkan mutasi alam, terutama apabila gen yang disisipkan dapat berpindah
kepada organisme lainnya. Mutasi alam berdampak dengan: menurunkan gen pada
keturunan berikutnya, menyebabkan ukuran hewan abnormal, dan menyebabkan jumlah
hewan kuat yang berlebihan sehingga timbul dominasi di alam. Rekayasa yang
terus berkembang juga dapat menyebabkan keseragaman genetik pada ekosistem yang
menyebabkan alam kehilangan keberagamannya. Resiko bioteknologi hewan pada
sosio ekonomi berupa adanya keseragaman genetik. Umumnya variasi akan hewan
pangan dalam hal jenis dan ukuran akan menyebabkan variasi harga yang mendukung
pertumbuhan ekonomi. Apabila ada keseragaman genetik, maka harga hewan pangan
akan menjadi sama sehingga terjadi penurunan ekonomi. Perusahaan pangan yang
menggunakan produk bioteknologi akan makin berkembang sedangkan yang tidak akan
merugi. Dampak lain juga terdapat pada bidang sosial dan politik. Akan terjadi
kesenjangan sosial antara negara yang maju dan menggunakan pangan transgenik
dan negara berkembang. Hal ini juga akan memicu ketergantungan pangan oleh
negara berkembang terhadap negara maju. Secara politik, ketergantungan ini
dapat merugikan negara-negara berkembang. Masalah sosial-politik ini dapat
memicu kembali masalah negara barat dan negara timur
Bap III
Penutup
A. Kesimpulan
Bioteknologi
hewan adalah bioteknologi yang mengunakan agen hayatinya berupa hewan. TE
(transfer embrio) merupakan teknologi yang memungkinkan induk betina unggul
memproduksi anak dalam jumlah banyak tanpa harus bunting dan melahirkan. Bayi
tabung, sel telur yang berada di dalam ovarium betina berkualitas unggul sesaat
setelah mati dapat diproses in vitro di luar tubuh sampai tahap embrional.
Kultur sel hewan adalah sisitem menumbuhkan sel manusia maupun hewan untuk
tujuan memproduksi metabolit tertentu. Pada saat sekarang aplikasi dari system
ini banyak digunakan untuk menghasilkan untuk menghasilkan produk-produk
farmasi dan kit diagnostik dengan kebanyakan jenis produk berupa molekul
protein kompleks. Hewan transgenik merupakan satu alat riset biologi yang
potensial dan sangat menarik karena menjadi model yang unik untuk mengungkap
fenomena biologi yang spesifik. Dengan rekayasa genetika dihasilkan hormon
pertumbuhan hewan yaitu BST (Bovine Somatotrophin). Kriopreservasi merupakan
suatu proses penghentian sementara kegiatan metabolism sel tanpa mematikan sel
dimana proses hidup dapat berlanjut setelah kriopreservasi dihentikan. Dampak
bioteknologi hewan adalah Konsep yang terbatas berfokus pada kesehatan biologis
dan Konsep yang luas juga mempertimbangkan mengenai kesempatan hewan untuk
menunjukkan spesifikasi jenis spesies yang alami
B.
Saran
Sebaiknya
penggunaan bioteknologi hewan perlu diawasi oleh pemerintah agar tidak memiliki
dampak yang merugikan masyarakat banyak.
Daftar
Pustaka
Margawati, Endang Tri. 2009.
Transgenic Animals: Their Benefits To Human Welfare.
http://www.actionbioscience.org/biotech/margawati.html#learnmore
http://www.crayonpedia.org/Penerapan_Bioteknologi
http://www.cybertokoh.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=915
http://rusfidra.multiply.com/Aplikasi_Bioteknologi_dalam_Pemuliaan_Ternak Copy
the BEST Traders and Make Money (One Click) : http://ow.ly/KNICZ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar